Jadi bidan Jangan jutek

Oleh AdministratorTanggal December 22, 2016Dikunjungi 1989x

Antara hidup dan mati. Perjuangan persalinan tak lepas dari bantuan tenaga medis, bidan khususnya. “Membantu ibu melahirkan itu tugas mulia,” kata Astri Marelita saat bertandang ke Kantor Kaltim Post, Samarinda, Rabu (14/12) lalu.

Awalnya saat duduk di SMA 7 Samarinda, Astri ingin menjadi guru. Memang dua profesi itu sama-sama mulia. Tapi ayah Astri, Ngadimin, ingin dia menjadi bidan.Mengharukan, tepat dua minggu jelang lulus SMA, ayah Astri meninggal dunia. Sehingga, setelah Astri makin terdorong untuk mewujudkan kemauan ayahnya.

“Awal kuliah saya jalani saja teorinya. Tapi setelah praktik lapangan, ternyata menyenangkan. Apalagi setelahmelihat ibu berhasil melahirkan sangat bahagia melihat anaknya. Terharu rasanya,” ungkap perempuan kelahiran Loa Janan, 17 Maret 1995, tersebut.

Kini Astri menjadi bidan di rumah sakit tingkat 4 Samarinda atau yang dikenal dengan Rumah Sakit Tentara Samarinda. Ketika tidak ada pasien, tugas dia di rumah sakit menjadi perawat.

Alumnus Akademi Kebidanan Mutiara Mahakam, Samarinda, lulusan 2015 tersebut mengatakan, senyum dan tutur kata ramah sangat diperlukan bagi emosional ibu.

“Jangan sampai jutek atau galak. Buat ibu senyaman mungkin. Jangan sampai membuat ibu stres. Kalau ibu stresbisa berpengaruh ke bayinya. Harus benar-benar memahami kondisi ibu yang akan melahirkan. Karena rasa sakitnya luar biasa. Bahkan ada yang mengatakan rasa sakit ibu melahirkan itu bagai 20 tulang patah secara bersamaan,” ujar putri dari pasangan Ngadimin dan Aspiati tersebut.

Membantu ibu melahirkan, lanjut Astri, minimal dua orang. Sebelum membantu melahirkan, kondisi ibu dicek dulu dengan dokter. Jika kondisinya normal, proses melahirkan bisa dilakukan bidan saja. Tapi kalau ada yang bermasalah, proses melahirkan ada dokternya. Bidan hanya sebagai asisten. Saat membantu ibu melahirkan, tidak boleh tegang dan takut dengan darah. Kalau tegang, khawatirnya ibu juga ikut tegang. Ibu melahirkan harus diberikan dukungan emosional.

“Sabar, Bu, sedikit lagi. Semangat,Bu,” ujar alumnus SD 003 Loa Janan dan SMP 2 Sangatta Selatan tersebut,mencontohkan.

( Sumber : Kaltim Post, kaltim.prokal.co/read/news/287238-jadi-bidan-jangan-jutek)