Kegiatan Pelatihan Basic Life Support (BLS) yang di selenggarakan pada hari Sabtu (10/3) oleh Akademi Kebidanan Mutiara Mahakam merupakan kegiatan rutin setiap tahun, bekerja sama dengan PERKI Samarinda serta Yayasan Jantung Indonesia untuk mengedukasi mahasiswi tingkat I dalam menangani penderita yang membutuhkan bantuan dasar hidup dalam keadaan darurat.
Pada saat ini kejadian serangan jantung maupun kecelakan sangat meningkat khususnya di negara berkembang seperti Indonesia. Berdasarkan Survai Kesehatan Rumah Sakit (SKRT) serangan jantung (heart attack) merupakan urutan kedua yang menyebabkan kematian dan kecelakaan merupakan urutan yang ketiga penyebab kematian di Indonesia. Basic Life Support (BLS) atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Bantuan Hidup Dasar (BHD) merupakan usaha yang dilakukan untuk mempertahankan kehidupan pada saat pasien atau korban mengalami keadaan yang mengancam jiwa. Menurut AHA Guidelines tahun 2005, tindakan BLS ini dapat disingkat dengan teknik ABC yaitu airway atau membebaskan jalan nafas, breathing atau memberikan nafas buatan, dan circulation atau pijat jantung pada posisi shock. Namun pada tahun 2010 tindakan BLS diubah menjadi CAB (circulation, breathing, airway). Tujuan utama dari BLS adalah untuk melindungi otak dari kerusakan yang irreversibel akibat hipoksia, karena peredaran darah akan berhenti selama 3-4 menit.
Seperti yang terlihat pada gambar, rasa antusias mahasiswi tingkat I sangat tinggi dalam mengikuti pelatihan yang diselengarakan oleh pihak Akademi Kebidanan Mutiara Mahakam.